Senin, 31 Maret 2008

Janji kampanye

Bulan kemarin, sekarang dan akan datang, masyarakat kita akan dibuai oleh janji-janji kampanye partai politik dengan pasangan yang diunggulkan. Dan pasti identik dari semua kampanye adalah OBRAL JANJI. Mulai pajak untuk rakyat, APBN dengan alokasi pendidikan 20%, perhatian utama untuk rakyat miskin dan banyak lagi yang lain.
Paling menarik, adalah para pemain sangat hafal dengan karakter masyarakat kita, panggung kampanye di hibur oleh artis lokal beserta goyang hebohnya, pengerahan masa degan konvoi yang bikin macet jalan, dan penghamburan uang untuk membuat artibut dan pesangon simpatisan yang ujung-ujungnya kalau terpilih, pejabat itu akan mendahulukan bagaimana agar modal kampanye cepat lunas, akibatnya? Rakyat yang dibuai kemarin sekarang diinjak-injak, memang politikus itu preman berdasi!
Mengomentari tentang karakter masyarakat kita, memang hal tersebut adalah turunan karakter bangsa yang dijajah oleh koloneal Belanda. karakter "ngawaula" dan pola konsumtif. marilah kita berkaca dengan model kampanye di Amerika dan negara lain yang benar-benar menerapkan pemerintahan Demokratis. Partai berkampanye dengan kondusif dan kooperatif, tidak muluk-muluk dalam mengobral janji serta dana kampanye yang relefan. Bukan berarti penulis pro amerika, tapi, itulah contoh berdemokrasi.
Jangan rakyat kita selalu disuguhkan dengan janji dan model kampanye yang tidak mendidik, mengobral kesenangan sementara dan penginjak-nginjakan 5 tahun lamanya. Mari bersama berjuang untuk rakyat, bertilah anak cucu kita warisan budaya yang luhur dan sifat sportif.